
Inovasi Pengolahan Air Tambang di Kalimantan Utara
Sejak beroperasi di wilayah tambang PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) di Loreh, Kalimantan Utara, PT Mitrajasa Sentosa Cemerlang (MJSC) terus membuktikan bahwa pengolahan air limbah tambang bisa lebih dari sekadar upaya pemenuhan regulasi. Dimulai sejak 2020, layanan pengolahan air pascatambang (waste water treatment) yang dijalankan MJSC tidak hanya mampu menjernihkan air limbah, tetapi juga berkontribusi pada pemulihan vegetasi di daerah aliran sungai (DAS) sekitar. Tumbuhan tumbuh subur di sepanjang jalur aliran air olahan, menandakan kualitas lingkungan yang membaik.
Namun, inovasi tidak berhenti di sana. Tim Departemen Lingkungan MBAP melihat peluang lebih jauh: bagaimana jika endapan lumpur hasil pengolahan air ini, yang terbukti menjadi media tanam yang baik dimanfaatkan untuk menanam padi?
Dari Aliran Sungai ke Petak Sawah
Langkah eksperimental ini dimulai pada Oktober 2023. Petak-petak sawah seluas 2.364 meter persegi dibentuk, menggunakan lebih dari 709 meter kubik lumpur hasil sedimentasi dari instalasi pengolahan air limbah (WWTP). Setelah melakukan studi mendalam mengenai karakteristik lumpur dan kondisi lingkungan, tim lingkungan MBAP menetapkan varietas padi dan metode budidaya yang sesuai. Mereka menamainya Palutung, singkatan dari Padi Lumpur Betung.
Percobaan ini sukses: pada Maret 2024, padi yang ditanam di atas lumpur pascatambang berhasil dipanen. Untuk memastikan keamanan konsumsi, sampel padi dikirim ke laboratorium Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk dianalisis. Hasilnya meyakinkan, kandungan gizi dan keamanan Palutung setara dengan padi yang tumbuh di lahan sawah konvensional.
Dukungan dari Kementerian dan Pengakuan Internasional
Inovasi ini segera mendapat perhatian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Keberhasilan proyek Palutung berkontribusi pada keberlanjutan peringkat Hijau PROPER MBAP, dan menempatkannya sebagai kandidat penerima PROPER EMAS 2024. Bahkan, CEO MBAP, Khoirudin, diundang langsung oleh KLHK untuk mempresentasikan proyek ini didepan perusahaan sejenis lainnya, sebagai contoh praktik keberlanjutan yang dapat direplikasi oleh perusahaan lain.
Lebih dari itu, inovasi ini juga menjadi salah satu bahasan dalam ajang ilmiah bergengsi The 3rd International Conference on Mining & Environmental Technology di Lombok, Agustus 2024. Proyek ini juga menjadi bagian dari laporan ilmiah yang disusun oleh tim Departemen Lingkungan MBAP, berjudul Bioconversion of Legume Cover Crop Waste into Organic Fertilizer Based on Integrated Composting-Vermicomposting Method.
Lumpur yang Menghidupkan Harapan
Lebih dari sekadar eksperimen teknis, Padi Palutung menjadi simbol dari perubahan paradigma: bahwa limbah tambang tidak harus berakhir sebagai beban lingkungan. Dengan pendekatan ilmiah dan kemitraan yang kuat, lumpur dapat berubah menjadi sumber pangan yang berkelanjutan.
Inisiatif ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara perusahaan tambang dan penyedia layanan pengolahan air seperti MJSC mampu menciptakan solusi yang berdampak nyata—tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi masyarakat luas. Kemitraan yang positif ini memastikan pengelola yang berorientasi pada lingkungan dapat menghadirkan solusi yang nyata dan berdampak.
Penulis: Corporate Communication